Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan kembali memproses pengajuan visa pelajar dari warga negara asing. Pengumuman ini menyusul penangguhan sementara yang diberlakukan sebelumnya.
Namun, kebijakan baru diterapkan. Semua pelamar kini wajib menjadikan akun media sosial mereka publik.
Kebijakan Baru Visa Pelajar AS: Akun Media Sosial Wajib Publik
Pemerintah AS akan meninjau akun media sosial para pelamar visa pelajar. Peninjauan ini difokuskan pada unggahan dan pesan yang berpotensi dianggap memusuhi AS, pemerintahannya, budaya, lembaga, atau prinsip-prinsip pendiriannya.
Informasi ini dihimpun dari laporan AP News. Langkah ini menimbulkan berbagai reaksi dari calon pelamar di seluruh dunia.
Indonesia dan Kerja Sama Pendidikan dengan Uni Eropa
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI, Togar M Simatupang, menanggapi kebijakan baru AS tersebut. Ia menyoroti pentingnya kerja sama Indonesia dengan Uni Eropa sebagai alternatif bagi pelajar Indonesia.
Kerja sama ini, menurut Simatupang, membuka peluang bagi pelajar, dosen, dan peneliti Indonesia untuk studi dan riset di Eropa. Hal ini disampaikannya saat membuka forum EU-Indonesia: Memperkuat Kemitraan yang berdampak pada Sains dan Teknologi di Grha Kemdiktisaintek, Jakarta.
Simatupang menekankan pentingnya memanfaatkan peluang kerja sama ini. Ia melihat potensi besar dalam visi dan perhatian bersama antara Indonesia dan Uni Eropa di bidang sains dan teknologi.
Forum EU-Indonesia: Peningkatan Kerja Sama Riset dan Inovasi
Forum yang diselenggarakan bersama Delegasi Uni Eropa dan Euraxess Worldwide for ASEAN membahas Rencana Strategis Horizon Europe 2025-2027. Topik bahasan meliputi mekanisme pendanaan, tujuan Uni Eropa, dan pengalaman peserta program pendanaan Uni Eropa-RI sebelumnya.
Horizon Europe sendiri merupakan program pendanaan utama Uni Eropa untuk penelitian dan inovasi. Program ini memiliki anggaran sebesar 93,5 miliar Euro atau setara Rp 1,75 kuadriliun untuk periode 2021-2027.
Kolaborasi Universitas: Menghadapi Tantangan Global
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menjelaskan kolaborasi melalui Horizon Europe memfasilitasi kerja sama internasional. Hal ini terutama dilakukan melalui jaringan universitas untuk mengatasi isu global, seperti perubahan iklim.
Chaibi menekankan pentingnya peran universitas sebagai pilar masyarakat. Ia melihat potensi besar di universitas-universitas Indonesia dan berharap adanya kolaborasi yang erat dengan pihak Eropa.
Menurutnya, untuk memecahkan tantangan global, Indonesia perlu berperan aktif dalam kerja sama internasional. Uni Eropa melihat Indonesia sebagai mitra penting dalam upaya tersebut.
Kebijakan baru visa pelajar AS menimbulkan tantangan, namun peluang kerja sama internasional dengan Uni Eropa membuka alternatif bagi pelajar, peneliti, dan dosen Indonesia untuk melanjutkan studi dan riset di luar negeri. Hal ini menunjukkan pentingnya diversifikasi jalur pendidikan dan riset internasional bagi Indonesia.